Terus-menerus akan mengganggu waktu ketika anak bermain atau saat anak sedang melakukan hal yang dia sukai misalnya mengatur dan melakukan intervensi cara anak bermain, kegiatan apa yang harus dia lakukan, serta apa yang harus dimainkan sehingga anak tidak bebas berkreasi dan eksplorasi
Selalu mengatur pilihan dan cara berpakaian anak. Mengedukasi mengenai pakaian yang layak dan tepat sesuai dengan value keluarga penting, namun jika terus menerus melakukan intervensi terhadap warna, corak dan detail yang akan dikenakan anak, akan menciptakan hubungan yang tidak harmonis jika usia anak bertambah remaja dan dewasa
Terlalu banyak membantu anak mengerjakan tugas sekolah dan rumah. Orangtua yang selalu turun tangan membantu anak, akan membuat anak menjadi tidak mandiri dan sulit beradaptasi
Tidak bisa melihat anak gagal dalam mengerjakan sesuatu. Orangtua micromanaging selalu ingin menyelamatkan anak dari “kesulitan”. Padahal anak harus merasakan proses mengalami kegagalan agar bertumbuh menjadi pribadi yang kuat
Orang tua micromanaging tidak bisa menahan diri ketika anak-anaknya membuat keputusan sendiri. Orang tua percaya bahwa dirinya harus membuat keputusan untuk anak-anak setiap saat. Padahal terus-menerus mengkritik dan mengabaikan keputusan yang ingin dibuat anak bisa menurunkan harga diri anak
Selalu “memata-matai’ anak dalam berbagai cara, anak merasa tidak punya privacy, mulai dari mengintip sosial media anak remaja hingga menggeledah kamar anak tanpa alasan yang jelas dan logis. Anak akan mengalami krisis kepercayaan dan memendam perasaan amarah
Orang tua micromanaging sering mengabaikan perasaan negatif dan kebutuhan emosional anak. Hal ini membuat anak sulit untuk mengekspresikan kebutuhannya, sehingga berpotensi mengalami depresi dan nantinya sulit baginya untuk menangani berbagai perasaan negatif sebagai orang dewasa
Reminder,
Sikap orangtua yang selalu mengatur dan ikut campur bisa menjadi terlalu mendalam nantinya dengan begitu akan mempengaruhi karakter dari anak. Anak yang sudah terbiasa untuk diurusi, diatur-atur segala sesuatunya, kelak tidak tahu harus berbuat apa ketika menghadapi masalah, dan hal ini berpotensi menimbulkan stres yang buruk pada dirinya