“ Varian Omicron saat ini jadi pemicu peningkatan permasalahan setiap hari yang lumayan besar di bermacam negeri, tercantum Indonesia. Tetapi, terdapat mungkin kecil kalau varian ini dapat menginfeksi seorang sebanyak 2 kali. Walaupun begitu, para pakar menegaskan kalau perihal ini sangat tidak sering serta apalagi dapat saja terjalin sebab kesalahan dalam pengujian.”
Indonesia serta sebagian negeri yang lain saat ini lagi mengalami lonjakan permasalahan yang terjalin akibat kemunculan varian Omicron. Bila dilihat dari tingkatan bahayanya, sesungguhnya varian ini tidak jauh beresiko daripada varian Delta. Tetapi, berkat vaksin, sebagian orang yang terinfeksi varian ini mayoritas hadapi indikasi yang ringan.
Salah satu perihal yang membuat varian Omicron terkategori beresiko sebab sebagian pakar menciptakan terus menjadi banyak fakta kalau varian ini bisa menginfeksi kembali. Maksudnya, kalian dapat 2 kali terkena Omicron. Ayo ikuti bermacam fakta yang telah ditemui sepanjang ini menimpa mungkin peradangan ulang varian Omicron serta hal- hal lain yang butuh jadi atensi!
Varian Omicron Dapat 2 Kali Menginfeksi, Mitos ataupun Kenyataan?
Stanley Weiss, seseorang pakar epidemiologi dari Rutgers School of Public Health, berkata benar terdapatnya kalau seorang dapat hadapi peradangan ulang Omicron. Dia pula meningkatkan kalau bila awal mulanya kalian mempunyai peradangan ringan serta tidak memperoleh respons imun yang sangat baik, hingga sangat bisa jadi kalian terpapar lagi dengan virus dengan indikasi yang lebih berat.
Para pakar pula berkata pada bulan Januari kemampuan peradangan ulang lumayan besar pada permasalahan COVID- 19 yang diakibatkan oleh varian Omicron, spesialnya di antara mereka yang mempunyai imunitas natural ataupun tidak divaksin. Keadaan ini juga dikhawatirkan sudah menunjukkan terdapatnya perpindahan lain dalam pandemi virus corona.
Dokter. Amesh Adalja, pakar senior di
Johns Hopkins Center for Health Security, pula berkata kalau para periset masih tidak percaya tentang imunitas badan yang hendak dihasilkan di antara penderita varian Omicron. Mereka curiga kalau bersamaan waktu nanti, seorang bisa jadi dapat terinfeksi ulang. Tetapi, mereka belum memiliki informasi yang meyakinkan tingginya permasalahan reinfeksi ini sebab varian Omicron baru terdapat semenjak Oktober/ November 2021.
Tetapi, Dokter. Anthony Fauci, kepala penasihat kedokteran Gedung Putih, mengakui kalau walaupun bisa jadi, peradangan ulang dengan varian yang sama sangat tidak sering terjalin. Informasi pula menampilkan kalau peradangan ulang COVID biasanya ringan, apapun jenisnya. Pada bulan Desember, para periset di Qatar pula menciptakan kalau mereka yang terinfeksi ulang dengan varian COVID- 19 apapun mempunyai mungkin 90 persen lebih kecil buat dirawat di rumah sakit daripada orang dengan peradangan awal mereka.
Kesalahan Pengujian Pula Dapat Jadi Penyebabnya
Sebagian periset memperingatkan kalau orang bisa jadi melebih- lebihkan mungkin peradangan ulang sebab dapat saja ini terjalin selaku akibat dari komplikasi ataupun kesalahan pengujian. Centers for Disease Control and Prevention( CDC) mendefinisikan peradangan ulang selaku peradangan yang terjalin sehabis seorang terserang penyakit, pulih, serta setelah itu dinyatakan positif lebih dari 90 hari sehabis peradangan awal. Definisi tersebut mencerminkan kenyataan kalau orang bisa dites positif sepanjang berminggu- minggu ataupun berbulan- bulan sehabis mereka terinfeksi ataupun bergejala.
Di antara penderita dengan viral load rendah, uji PCR, yang sangat akurat serta digunakan dalam pengaturan klinis, kerap kali mengetahui peradangan yang terlewatkan oleh uji antigen kilat yang kurang pas. Perbandingan pengujian berarti kalau penderita bisa jadi mengira mereka sudah terinfeksi ulang dengan COVID varian Omicron, sementara itu sesungguhnya mereka mempunyai viral load yang tersisa dari peradangan dini mereka.
Sedangkan itu, CDC berkata kalau penderita COVID- 19 sesungguhnya tidak butuh memperoleh hasil uji PCR negatif saat sebelum kesimpulannya dapat melanjutkan kehidupan wajar mereka. Kebalikannya, CDC berkata kalau penderita COVID- 19 cuma butuh melaksanakan isolasi mandiri sepanjang 5 hari sehabis indikasi COVID- 19 mereda ataupun sehabis mengetahui peradangan tanpa indikasi. Tetapi, yakinkan buat senantiasa mempraktikkan protokol kesehatan buat menghindari penularan.